Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) sangat relevan dengan isu-isu penelitian, pemberdayaan, dan advokasi masyarakat miskin terutama yang tinggal di wilayah pesisir dan lingkar hutan. Berikut adalah poin-poin SDGs yang terkait, beserta isu-isu kunci yang relevan:
Tujuan SDGs yang Terkait:

  1. SDG 1 – Tanpa Kemiskinan (No Poverty)*
    Isu: Kemiskinan ekstrem di daerah pesisir dan lingkar hutan akibat keterbatasan akses terhadap sumber daya, pendidikan, dan layanan dasar.
    Relevansi: Penelitian dan advokasi dapat membantu memahami akar kemiskinan dan mendorong kebijakan inklusif serta program pemberdayaan ekonomi lokal.
  2. SDG 2 – Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)*
    Isu: Ketergantungan pada sumber daya alam (perikanan dan hasil hutan) yang terancam degradasi; kerentanan terhadap krisis pangan.
    Relevansi: Penelitian mengenai ketahanan pangan lokal dan pemberdayaan pertanian/perikanan berkelanjutan sangat penting.
  3. SDG 13 – Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action)*
    Isu: Masyarakat pesisir dan hutan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti naiknya permukaan laut, badai, kekeringan, dan kebakaran hutan.
    Relevansi: Advokasi dan pemberdayaan untuk adaptasi perubahan iklim, serta penelitian lokal tentang kerentanan dan ketahanan iklim.
  4. SDG 14 – Ekosistem Lautan (Life Below Water)*
    Isu: Eksploitasi sumber daya laut, pencemaran laut, dan kerusakan ekosistem pesisir mengancam mata pencaharian masyarakat nelayan.
    Relevansi: Pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
  5. SDG 15 – Ekosistem Daratan (Life on Land)*
    Isu: Deforestasi, perambahan hutan, dan kehilangan keanekaragaman hayati mempengaruhi keberlanjutan kehidupan masyarakat hutan.
    Relevansi: Penelitian dan advokasi konservasi hutan berbasis masyarakat serta skema seperti hutan adat dan pengelolaan bersama.
  6. SDG 5 – Kesetaraan Gender (Gender Equality)*
    Isu: Perempuan di daerah pesisir dan hutan sering kali terpinggirkan dalam pengambilan keputusan dan akses sumber daya.
    Relevansi: Pemberdayaan perempuan dalam program pembangunan, riset partisipatif, dan kebijakan inklusif.
  7. SDG 10 – Mengurangi Ketimpangan (Reduced Inequality)*
    Isu: Masyarakat adat dan lokal sering mengalami diskriminasi dalam pengakuan hak atas tanah dan sumber daya.
    Relevansi: Advokasi untuk hak-hak masyarakat adat, inklusi sosial, serta keadilan ekonomi dan ekologi.
  8. SDG 16 – Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh (Peace, Justice and Strong Institutions)*
    Isu: Konflik lahan, ketimpangan akses, dan lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat marginal.
    Relevansi: Advokasi hukum, penguatan kelembagaan lokal, dan partisipasi dalam tata kelola sumber daya.

Contoh Isu Lapangan (Spesifik)

WilayahIsu UtamaKegiatan Relevan
PesisirOverfishing, abrasi, kemiskinan nelayan,  Penelitian kelautan, pemberdayaan koperasi nelayan, konservasi mangrove
Lingkar HutanDeforestasi, konflik tenurial, kemiskinan masyarakat adatRiset sosial-ekologi, pemetaan partisipatif, advokasi hak tanah, agroforestry

Rekomendasi Pendekatan:
1. Participatory Action Research (PAR):* Melibatkan masyarakat sebagai subjek riset, bukan hanya objek.
2. Community-based Natural Resource Management (CBNRM):* Pendekatan pengelolaan sumber daya berbasis komunitas.
3. Advokasi Berbasis Data:* Menggunakan hasil riset untuk mendorong perubahan kebijakan publik.
4. Pemberdayaan Ekonomi Lokal:* Program pelatihan keterampilan, UMKM berbasis potensi local

Berikut adalah beberapa kegiatan Santiri Foundation berkaitan dengan poin-poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s / Sustainable Development Goals):

Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan
•PIID-PEL (Kementerian Desa): Inkubasi inovasi desa dan pengembangan ekonomi lokal di Lombok Utara.
•Pelatihan UKM dan pertukangan (Dinas Koperasi, Bina Konstruksi PUPR).
•PAUD DIKMAS: Program wirausaha baru masyarakat pesisir.
•Festival Rinjani & Kenduri Lidi: Promosi ekonomi lokal dan produk komunitas.

Tujuan 2: Tanpa Kelaparan
•Program Keamanan Pangan Masyarakat Adat Dayan Gunung (New Zealand Embassy).
•Pelatihan irigasi tetes dan nutrisi tanaman (Dinas Perkebunan Lombok Utara).
•Revitalisasi pertanian adat dan pangan lokal (Festival Rinjani V).

Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
•DELTA-API: Desa Ekologis Tangguh Adaptif Perubahan Iklim di 4 provinsi.
•Ecotourism & Climate Kampong: Edukasi lingkungan dan kesehatan berbasis komunitas.
•Festival Rinjani I-V: Kegiatan kolaboratif yang mengangkat kesehatan budaya dan ekologis.

Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas
•Sekolah Adat Bayan & Kurikulumnya (Kemendikbudristek).
•Model Adiwiyata Green School – AGSI (UNESCO, Kemendiknas).
•Pelatihan pengajar dan beasiswa finalis Depot ASA (UNISRI, Kedutaan Belanda).
•PAUD di wilayah pesisir (PAUD DIKMAS).

ujuan 5: Kesetaraan Gender
•Kegiatan pendidikan dan diskusi (FGD) di sekolah adat, PAUD pesisir, dan forum komunitas selalu melibatkan perempuan tokoh adat dan ibu rumah tangga secara aktif.
•Program pemberdayaan ekonomi desa berbasis perempuan (UKM, wirausaha baru).

Tujuan 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak
•Program Irigasi Tetes untuk tanaman buah (Dinas Perkebunan).
•Pemetaan kawasan air & adaptasi iklim (IMACS-USAID, SEI, Samdhana).

Tujuan 7: Energi Bersih dan Terjangkau
•Pembangkit Listrik Tenaga Air Laut (GEF-SGP).
•Kampung Iklim dan Energi Alternatif – Wilayah pesisir.

Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
•BUMDes dan Perekonomian Desa: Pendampingan perumusan strategi dan pelatihan SDM (Partnership Governance Reform, Samanta).
•Kegiatan kewirausahaan muda dan pelatihan konstruksi.
•Kemah Kenduri Lidi bersama generasi muda untuk aktivasi ekonomi kreatif lokal.

Tujuan 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur
•Papan Digital Informasi (COREMAP-CTI ICCTF – Bappenas).
•Pengembangan Bahan Bangunan Ramah Iklim (BPTPT-PU).

Tujuan 10: Berkurangnya Kesenjangan
•Youth Leadership & Democracy (TIFA Foundation).
•Program penguatan komunitas adat dan nelayan (Kaukus 17++, DGM-Indonesia).
•Kurikulum Sekolah Adat dan Festival Budaya memperkuat identitas komunitas terpinggirkan.

Tujuan 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
•Pemetaan Partisipatif Desa dan Wilayah Adat (MCA-I, Samdhana, DGMI).
•Pengembangan Kampung Berkelanjutan (AGSI).
•Penataan lansekap dan arsitektur adaptif iklim (BPTPT-PU, IUCN).

Tujuan 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
•Pelatihan pupuk organik dan pertanian berkelanjutan.
•Revitalisasi pangan lokal dan perhitungan Wariga.
•Pendidikan lingkungan dan ketahanan komunitas.

Tujuan 13: Penanganan Perubahan Iklim
•DELTA-API, TOT Adaptasi Perubahan Iklim, dan Workshop Lingkar Tambang.
•Penelitian dan pemetaan kerentanan iklim (SEI, Samdhana, IMACS-USAID).
•Kongres Rakyat dan Koalisi Sunda Kecil – Maluku untuk advokasi kebijakan iklim.

Tujuan 14: Ekosistem Lautan
•Rehabilitasi Karang dan Kawasan Pesisir (GEF-SGP, COREMAP, IUCN).
•Kajian pesisir dan wilayah pesisir NTB (IMACS-USAID, Samdhana).

Tujuan 15: Ekosistem Daratan
•Pemetaan Wilayah Adat dan Tata Ruang (DGMI, DGM-Indonesia, Samdhana).
•Konservasi dan penguatan pengetahuan lokal (Festival Rinjani, Wariga, Sekolah Adat).
•Pengembangan Botanical Gardens (LIPI, Kehutanan, Pemda).

Tujuan 16: Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
•Koalisi Masyarakat Sipil Sunda Kecil–Maluku.
•Advokasi Tatakelola SDA & Pemerintahan Pro-Rakyat.
•Partisipasi aktif dalam penyusunan kebijakan desa dan kawasan adat.

Tujuan 17: Kemitraan untuk Mewujudkan Tujuan
Santiri Foundation menjadi penghubung berbagai aktor lokal, nasional dan internasional dengan membangun kemitraan strategis lintas sektor, seperti:
•Samdhana Institute, SEI, UNESCO, Ford Foundation, Kemendikbudristek, Pemda NTB, dan puluhan lembaga lainnya.