From Earthquake to Eco-HEArt

From Earthquake to Eco-HEArt, itulah tema yang diangkat oleh Santiri Foundation dalam pengembangan pembangunan di kawasan Kabupaten Lombok Utama khususnya. mencoba bangkit dari gempa yang menimpa hampir seluruh kawasan di kabupaten Lombok Utara, maka kembali digali potensi desa yang dapat dikembangkan. sebuah ide yang menjadi trade mark Kepala Daerah Lombok Utara. Berbasis kerentanan yang tinggi, perencanaan yang didesain secara komprehensive oleh masyarakat mengantarkan pada konsep Eco-Heart, yaitu Ecological-Heritage, Education, Art and Culture Tourism, dimana seluruhnya akan dikelola oleh masyarakat bekerjasama dalam kesetaraan dengan jejaring yang sudah terbangun.
memasuki awal tahun 2020 gerakan ini coba dibangkitkan dengan momentum Kunjungan Lapang Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) dengan Chungbuk National University (CBNU), Republic of Korea ke lombok dalam serangkaian kegiatan dalam bidang kebencanaan.
dalam kunjungannya di pulau Lombok tim berkeliling ke beberapa lokasi di kabupaten Lombok Utara paska gempa setahun yang lalu. sebelum kunjungan di Lombok Utara pada sore hari setelah kedatangan, tim melakukan Ramah Tamah Tim UPNVY & CBNU dengan BPBD NTB, BMKG NTB, UNU, FPTPRB NTB, Santiri dan pegiat senibudaya di warung kopi Artcoffeelago – Mataram yang dijuga dimeriahkan oleh seniman Ary Julian and the bluegrass band.


keesokan paginya rombongan berangkat menuju desa Genggelang di kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara untuk menikmati secangkir coklat hangat di kampung coklat dan memetik buah coklat serta melihat proses produksi coklat hingga menjadi kemasan.
dari kampung coklat rombongan beranjak menuju ke dusun SantongAsli di desa Santong Kecamatan Kayangan untuk melihat model rumah Ramah gempa yang sedang dalam proses pembangunan sekaligus melihat tatakelola kawasan paska gempa.
setelah dari Santong Asli rombongan menuju ke Desa Adat di Gumantar untuk meninjau perkampungan adat di desa tersebut. di Desa Gumantar rombongan disambut oleh Bupati Lombok Utara untuk begibung dan berdiskusi tentang kebijakan paska gempa yang terjadi. turut serta dalam diskusi tersebut yaitu KALAK BPBD Lombok Utara dan jajaran Instansi terkait.

dari Desa Gumantar, rombongan bergerak menuju dusun Jambianom di desa Medana Kecamatan Tanjung. disini rombongan disambut oleh masyarakat dusun yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. di dusun jambianom terdapat kawasan konservasi Teluk Medana dan konservasi Manggrove. di dusun tersebut ada kelompok nelayan yang aktif melakukan konservasi terumbu karang dan kelompok yang melakukan penanamanan manggrove. di dusun ini rombongan diajak untuk belajar tentang membuat pancing gurita dan menanam manggrove serta memasak makanan tradisional berbasis ikan laut. selanjutnya rombongan akan bermainan mainan tradisional bersama dengan mahasiswa Universitas Nahdhatul Ulama Mataram dan masyarakat dusun Jambianom.
kunjungan ke dusun Jambianom merupakn kunjungan terakhir dalam rangkaian kegiatan kunjungan di Lombok Utara. setelah itu tim kembali ke mataram untuk kembali ke hotel dan beristirahat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *