Santiri, 26 April 2019.pelatihan kerja yang dilakukan oleh Konsorsium Metadaya bekerjasama dengan Bina konstruksi PUPR di Bengkel Kerja Dusun Trantapan desa karang Bajo telah dimulai sejak tanggal 22 April 2019 dan berakhir tanggal 25 April 2019. Pelatihan kerja angkatan 1 ini dilakukan di bengkel kerja pertama dari Konsorsium Metadaya yaitu di dusun Trantapan, desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dan menjadi starting point bagi pembangunan Rumah Sehat Instan berbahan dasar Kayu untuk warga terdampak gempa di Lombok. untuk tahap awal akan dikerjakan sebanyak 25 rumah untuk 2 kelompok Masyarakat di dusun Trantapan dan 38 rumah untuk 2 kelompok masyarakat di dusun Bual desa Bayan. Pelatihan ini diikuti oleh 35 tukang batu dan tukang kayu yang berada di kecamatan bayan, utamanya dari dua dusun keempat kelompok masyarakat. di hari pertama pelatihan diisi dengan pembukaan yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Ibu Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. pada hari kedua pelatihan dimulai dengan materi pengenalan jenis kayu dan pengenalan gambar rumah dilanjutkan dengan pembagian kelompok berdasarkan keahlian tukang yaitu tukang kayu dan tukang batu.
pembangunan rangka rumah
Hari ke tiga pelatihan dilakukan dengan pembagian tugas yang lebih
spsifik pada kelompok tukang kayu dan tukang batu. agar kerja lebih
sistematis dan cepat. sampai hari ke 3 pelatihan telah dilakukan
perbaikan pondasi untuk dua rumah dan pembuatan kerangka rumah.pelatihan
ini dimaksudkan agar para tukang dapat terbiasa bekerja dengan tim yang
besar dengan cepat sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PUPR.
pada hari keempat pembangunan rumah kayu dilanjutkan. sesuai target
pelatihan ini diharapkan dapat terbangun satu rumah kayu. namun hal ini
terkendala oleh keterbatasan bahan baku kayu hingga pembangunan ditunda
sambil menunggu kedatangan kayu dari Kalimantan.
pembangunan pondasi rumah
selanjutnya para peserta beserta pelatih melakukan evaluasi tentang
pelatihan selama 3 hari dan merencanakan tindak lanjut pembangunan serta
sistem kerja dalam pembangunan rumah kayu untuk para pokmas yang telah
melakukan perjanjian kerjasama dengan konsorsium Metadaya. (Wa2n)
santiri, 22/4/2019. Tanggal 22 April selalu diperingati sebagai Hari Bumi (Earth Day), dan diperingati secara Internasional. Hari bumi diperingati untuk meningkatkan kesadaran kita tentang pentingnya pelestarian lingkungan yaitu tempat tinggal kita di planet bumi ini. Dalam momentum peringatan hari bumi ini di dusun Trantapan desa Karang Bajo juga diadakan kegiatan pelatihan dan kerja / OJT (On Job Training) angkatan I tahun 2019 dan peluncuran Bengkel Latihan Kerja (Bale) Utama I yang di buka oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Ibu Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., serta dilanjutkan dengan penanaman pohon bersama. Dalam acara ini hadir pula dari Bina Kontruksi PUPR, Asisten I Lombok Utara, Camat Bayan, Perwakilan Kelompok Masyarakat serta peserta pelatihan Pertukangan dan fasilitator.
Penanaman Bibit Pohon oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara barat
Desa Karang Bajo
yang terletak di Kecamatan bayan, Kabupaten Lombok utara yang merupakan salah
satu wilayah terdampak gempa pada tahun 2018. Dari data terkini dampak dari gempa Lombok-Sumbawa dilihat dari bangunan rumah masyarakat secara keseluruhan berjumlah
216.519 yang terbagi menjadi tiga kategori, rusak berat berjumlah 75.138 rusak
sedang berjumlah 33.075 dan rusak ringan berjumlah 108.306. Khusus di Lombok Utara kerusakan total
berjumlah 49.853 yang terbagi dalam jumlah rumah rusak berat 44.014, rusak
sedang 1.758, dan rusak ringan 4.081.
NTB dalam penanganan pasca gempa sekarang sudah memasuki tahap rehabilitasi
dan rekonstruksi, dalam tahap percepatan pembangunan rumah tempat tinggal tetap
atau hunian tetap (huntap) memerlukan kerjasama antara pemerintah baik
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat serta pihak-pihak lain atau swasta.
Tidak sedikit permasalahan kemudian yang muncul ketika realisasi percepatan
pembangunan huntap, saah satunya adalah ketersediaan tenaga atau tukang-tukang
yang akan membangun hunian tetap yang diinginkan berdasarkan pilihan
masyarakat. Dan juga tidak banyak tukang-tukang yang memahami teknik-teknik
bagaimana membangun rumah tahan gempa yang sudah ditetapkan standarnya oleh
pemerintah. Sementara selama ini pemerintah menetapkan 3 model rumah tahan
gempa, diantaranya Risha (rumah instan sederhana sehat), Rika ( rumah instan
kayu ) dan Riba (rumah instan baja ringan).
Bersamaan dengan OJT angkatan I ini pula dilakukan Sarasehan / Sangkep “Mendengar
Suara Bumi dan Warga (Voice of Eart, Voice of People) Untuk Percepatan dan
Pertepatan Pemulihan Dampak Gempa”.
Mendengar Suara Warga
Tujuan dari kegiatan ini adalah
1)Terjadinya starting
point strategi dan konsep pembangunan yang lebih memiliki perspektif
kebencanaan. 2)Terjadinya dialog publik antara
masyarakat, pemangku kepentingan dan pemegang kebijakan. 3)Terjadinya pusat pembelajaran dan kerja-kerja di Bengkel Latihan Kerja
(Bale) Utama dalam upaya percepatan rehap rekon. 4)Tukang kayu untuk
pembangunan Rika mendapatkan sertifikasi oleh pemerintah. 5)Menanam pohon sebagai upaya mewujudkan sumberdaya terbarukan bagian dari
konsekwensi pembangunan RIKA. 6)Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan limbah / sampah (plastik)
Hasil yang diharapkan
Adanya
starting point strategi dan konsep pembangunan yang lebih memiliki perspektif
kebencanaan
Adanya
dialog publik antara masyarakat, pemangku kepentingan dan pemegang kebijakan
Tersedianya
tempat atau pusat bengkel latihan kerja utama di tingkat kecamatan
Tersedianya
sejumlah 35 tukang untuk pembangunan Rika yang sudah tersertifikasi di tiap
kecamatan
Terorganisirnya
tenanga kerja / tukang-tukang untuk membangun Rika di setiap kecamatan
Terbangunnya
sistem kerja yang efektiv dan efisien (sistem pabrikasi) dalam membangun Rika
Terbangunnya
1 unit rumah RIKA
Tertanamnya
22 pohon bersama di lingkungan Pokmas
Menanam
pohon disebar luas di tingkat pokmas-pokmas
Meningkatnya
pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan limbah / sampah (plastik)
Peserta pelatihan
dan kerja pembangunan rumah jenis RIKA akan diikuti oleh peserta sebanyak 36
orang tukang kayu dan batu yang berasal dari kecamatan Bayan dan kayangan. Kegiatan pelatihan ini diadakan selama 4 hari, mulai
tanggal 22 April hingga 25 April 2019
Kegiatan ini diselenggarakan bergotongroyong bersama Konsorsium Metadaya (Santiri, Koperasi Jatiperak, Forum Wirausaha Baru, Asosiasi UKM NTB Bangkit) dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (BPBD Lombok Utara, Bappeda, Dinas Tenaga Kerja Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup Perumahan Dan Kawasan Pemukiman dan instansi terkait lainnya), WWF-NTB, didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan, DMtK, Pemerintah Provinsi NTB, dan para pihak lainnya. (Wa2n)