Dalam mewujudkan visi & Program yang telah disebutkan, tidak mungkin dapat dilakukan sendiri oleh Santiri. Karenanya, Santiri telah menghimpun 60 pakar (35 aktif) dari berbagai latar belakang ptofesi yang bersedia mendedikasikan tenaga dan pikirannya untuk dapat mendukung visi dan program yang dilakukan. Selain itu, Santiri juga menjalin kerjasama yag setara dengan berbagai pihak : NGO/CSO, Pemerintah dan swasta sepanjang memiliki visi dan misi yang sama atau selaras.
Pada bulan Mei 2010, dengan dukungan dari Samdhana Institute, Ford Foundation, Kemitraan dan Pemerintah Daerah NTB, Santiri dan sejawat lainnya menyelenggarakani Konferensi Warga dan Pemerintah Daerah Kepulauan dalam merepon bias pembangunan dan respon terhadap perubahan iklim. Selain membangun platform, juga dibangun Koalisi Masyarakat Sipil (sekitar 100 CSO) dari gugus Sunda Kecil-Maluku untuk mengusung agenda perubahan bersama ( melakukan pembaharuan tatakelola SDA dan tatapemerintahan yang lebih Pro Rakyat, berperspektif Kepulauan dan Responsif, di mana Santiri tetap dipercayai sebagai dinamisator.
Tindak lanjut dari konferensi antara lain: kerjasama dengan Ford Foundation (5 tahun) untuk Civil Society & Governance dan Environment & Justice; Komitmen dengan Samdhana Institute dengan para mitranya untuk Program Terkait dengan Perubahan Iklim (3 tahun); dan dengan; BPTPT-Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah untuk persiapan Rencana Induk dan mengembangkan Model Wilayah dan Eco Teknology di Kepulauan dan Perspektif Perubahan Iklim (5 tahun); dan dengan SEI (Stockholm Environment Institute)dan Samdhana Institute melakukan assessment adaptasi dan scooping kebutuhan riset dan peningkatan kapasitas para pihak dlam adaptasi perubahan iklim Bali-Nusatenggara (2011). Selanjutnya pada tahun 2012 kembali diselenggarakan kongres Warga Kepulauan Sunda Kecil Maluku yang didukung oleh beberapa lembaga donor dilaksanakan di pulau Lombok.
Menindak lanjutin dari hasil Kongres Rakyat Kepulauan, mulai tahun 2012 hingga 2014 dilakukan Pengembangan DELTA API (Desa Ekologis Tangguh Adaptif Perubahan Iklim) di 4 Propinsi (Bali: Bali Utara, Lombok:KLU, Sumbawa: Dompu, Bima, NTT: sumba Tengah dan Maluku Utara: Morotai). Kerjasama antara Samdhana Institute; Swadaya Santiri; Swadaya Masyarakat; Pemerintah Daerah di lokasi Delta Api; Kementrian kelautan Dan Perikanan.
Pengembangan kegiatan Delta Api di kawasan Lombok Utara difokuskan di desa medana khususnya di dusun Jambianom yang berhadapan langsung dengan teluk Medana. di wilayah ini telah dilakukan pemetaan sosial serta pemetaan kawasan termasuk kondisi terumbu karang yang berada di kawasan telukl Medana. selain itu juga dilakukan berbagai kegiatan yang mendukung perekonomian dan pelestarian lingkungan termasuk di wilayah teluk Medana salah satunya dengan melakukan transplantasi terumbu karang bersama warga di dusun Jambianom
Pada tahun 2013-2015, Santiri Foundation Menjadi bagian dari Pengembangan Model ESD-SDGs Education for Sustainable Development-Sustainable development Goals: Kampung Berkelanjutan-Adiwiyata green School (Pangkalan AGSI) kerjasama UNESCO dan Kemendiknas.
Pada tahun 2017, Melakukan pemetaan partisipatif di 53 desa yg ada di 5 kecamatan, 3 kabupaten (Kabupaten Lombok Utara : Kecamatan Bayan dan Kayangan, Kabupaten Lombok Timur : Kecamatan Jerowaru dan Suela, dan Kabupaten Sumbawa Barat : Kecamatan Pototano) sebagai alas landas perencanaan partisipatif, yang didukung oleh MCA-I.
Sebagai tindak lanjut dari pemetaan batas administrasi desa, maka pada tahun 2019 – 2020 diadakan pemetaan batas wilayah adat kedatuan Bayan yang terletak di kecamatan Bayan dan kecamatan Kayangan kabupaten Lombok Utara, kegiatan ini didukung oleh DGMI – Samdhana Institute.
Dibidang pertanian dan perkebunan, santiri bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi dalam Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa- Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) untuk menjadi incubator di desa Sokong dan desa Genggelang kabupaten Lombok Utara. Selain itu bekerjasama dengan dinas perkebunan kabupaten Lombok Utara, santiri memberikan pelatihan tentang Teknik pembuatan pupuk organic dan system irigasi tetes (emitter) dengan penambahan nutrisi pada tanaman buah yang kurang sehat.
Untuk menjaga kelestarian budaya dan lingkungan di Kawasan lingkar gunung Rinjani, maka pada akhir tahun 2020 diadakan kegiatan Festival Rinjani, Festival Rinjani ini dilakukan secara online dan ofline melalui pertemuan dengan tokoh budaya dan multipihak untuk menjaga kelestarian gunung Rinjani dan warga di sekitarnya. Kegiatan ini bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan kementerian UMKM serta pihak pemerintah daerah.
Selanjutnya pada tahun 2021 bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dan Sekolah Adat Bayan, Santiri Foundation Menyusun kurikulum Sekolah adat Bayan yang dilakukan dengan serangkaian diskusi (FGD) secara online dan Offline di beberapa lokasi adat kecamatan Bayan dan Kecamatan Kayangan, kegiatan ini dilanjutkan dengan penggalian data dan informasi budaya untuk Menyusun kurikulum tersebut. Kegiatan FGD diikuti oleh Tokoh Adat, Pemerintah daerah dan Lembaga Pendidikan (Universitas dan pondok Pesantren). Dari rangkaian kegiatan ini diharapkan ada data adat budaya yang dapat didokumentasikan sebagai bahan pengarsipan