40 pemuda-milenial beserta karyanya ditingkatkan kapabilitas dan kualitasnya. Mereka digembleng secara progresif-kreatif oleh beberapa actor atau profesional senior multitalenta (Pegiat Seni, Media, Birokrat, Politisi, Pendidik, Agamawan, Wirausahawan dan NGO) selama 3 hari efektif di Super Camp Lembah Madani. Di akhir penggemblengan, masing masing mempresentasikan gagasan dan rencana aksi ekspresi (tema, judul, jenis, bentuk) yang akan dilakukan di habitat atau komunitas masing masing dan atau dimungkinkan mereka membangun kolaborasi diantara mereka.
Kegiatan Penggemblengan ini dilakukan pada tanggal 14-17 September 2023 di Madani Supercamp yang berlokasi di Pondok Pesantren Nurul Haramain desa Sedau Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. dalam kegiatan ini dhadirkan narasumber dengan berbagai bidang keilmuan baik dari perguruan tinggi maupun komunitas.para narasumber atau motivator yang datang dala kegiatan ini diantaranya wakil Gubernur NTB Ibu Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. , Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Turki Dr. Lalu Muhamad Iqbal, M.Hub.Int. Dosen Universitas Mataram Jurusan Teknologi Informasi Cahyo Mustiko Okta Muvianto, ST., M.Sc., Ph.D. , Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Dr. M. Firmansyah, M.Si. , Dosen Musik PIAUD UIN Mataram Yuga Anggana Sosani, M.Sn, Praktisi UMKM Ely Yulianti dan Mahniwati, selain itu juga hadir narasumber dari Komunitas “Phonegraphy”, Komunitas “Bukuiniakupinjam”, dan juga diramaikan oleh teman taman muda dari Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Nahdatul Ulama NTB yang menekuni Permainan dan olahraga Tradisional (Paragatra).
semua peserta yang berasal dari berbagai sekolah menengah tingkat atas di pulau Lombok mengkikuti setiap rangkaian kegiatan dengan bersemangat dan bergembira. mereka juga aktif dan mengeluarkan ide-ide segar untuk mengisi kegiatan ini agar menjadi lebih menarik. peserta juga diajarkan untuk mengenal situasi sosial yang berada di lingkungan sekitar Pondok Pesantren da berbaur dengan masyarakat sekitar.
Usai penggemblengan, peserta kembali ke habitat atau komunitas masing masing (sekolah, pesantren, sanggar atau komunitas lainnya) dan diwajibkan untuk membuat karya kolaboratif secara beregu (3-10 orang/grup). Selama membuat karya itu, peserta akan didampingi oleh mentor kurang lebih selama 2-4 miggu. Hasilnya kemudian diekspresikan di hadapan public (melalui media social) dan tim ahli (ekspresi langsung), dan dipilih 10 besar yang terbaik (the best ten).
10 besar karya kolaboratif terbaik ini kemudian diminta untuk disempurnakan lagi, didampingi lagi oleh mentor yang dipilih selama kurang lebih 10 hari. Kemudian diekspresikan Kembali dengan tata cara yang sama dan dipilih 3 grup “kaum lidi” terbaik. Sambilan dengan itu, akan dipilih orang perorang yang berada di 3 grup itu, yang dianggap memiliki kemampuan yang lebih.
Beberapa person yang bertalenta super lidi dari 3 kelompok yang terbaik akan dipilih untuk kemudian diminta mengkolaborasikan diri dan menciptakarya bersma. Karya bersama ini akan diekspresikan melalui tampilan teatrikal multimedia pada acara puncak Kenduri Lidi.